Kamis, 12 November 2015

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswesan mengatakan, hasil pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 akan menjadi cermin bagi guru. Sebab dari hasil tersebut guru akan terus belajar.
Anies menyebutkan, setelah melihat hasil, pemerintah akan memberikan pelatihan kepada para guru sesuai dengan hasil yang dicapai pada UKG. Maka tiap guru akan mendapat pelatihan yang berbeda. Ada pun pelatihan yang akan dilakukan pemerintah meliputi; pelatihan kelas jauh, face to face, diskusi kelompok, dan bimbingan individu.
"Setiap guru akan diberikan pelatihan yang berbeda agar kita bisa tahu kekurangan yang harus diperbaiki," kata Anies ketika meninjau pelaksanaan UKG 2015 hari pertama untuk wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta di SMPN 19 Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (10/11).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 19 Joko Suramto menyebutkan ada 688 guru yang mengikuti UKG online di Tempat Uji Kompetensi (TUK). Ada pun penyelenggaraan UKG akan berlangsung selama 10 hari yaitu sejak 10 -19 November 2015.

Menurut Pengawas UKG, Faharudin, pelaksanana UKG berbasis online untuk hari pertama dibagi dalam tiga sesi yang diikuti oleh 75 peserta yang hingga saat ini masih berjalan aman tanpa ada kendala. Namun, tidak semua peserta yang terdaftar ikut dalma UKG ini. Ada peserta yang berhalangan dan siap mengikuti UKG pada 7-11 November.
Sementara itu, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Sumarna Surapranata mengatakan, hingga saat ini Selasa (10/11) jumlah guru yang mengikuti UKG tercatat sebanyak 312.068 orang atau enam persen dari 2.587.253 total keseluruhan peserta UKG. Sedangkan jumlah guru yang belum mengikuti UKG sebanyak 2.258.975 peserta.

Pranata menuturkan, untuk kendala di lapangan seperti listrik padam dimaksimlkan dengan mengunakan genset sehingga UKG tetap berjalan sesuai jadwal yang ditentukan.

Sri Ayuning, guru bahasa Indonesia SMP Cendrawasih I Cilandak mengatakan, menjalani UKG merupakan hal baru karena baru pertama kali diikuti. "Saya baru pertama kali ikut," tutur Sri yang mengaku guru kelas VIII ini.

Sri menuturkan, pelaksanaan UKG merupakan salah satu hal yang baik karena untuk mengukur kemampuan mengajar guru secara profesional sehingga tidak ada rasa beban mengikutinya.

Ketika ditanya tingkat kesulitan soal, Sri mengaku, untuk soal tes profesional yang dikerjakannya sesuai dengan apa yang dipelajari. Meskipun kebanyakan soal diambil dari mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas IX. Namun yang menjadi kendala adalah soal tes pedagogi.

"Untuk tes pedagogi saya rasa lebih sulit karena harus menjabarkan cara mengajar kita dan dari hasil tes ini, kemungkinan hanya dapat mencapai angka enam," ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

VISIT TODAY

Posting News

popcash

Featured Posts

Formulir Kontak

Videos